Jumat, 12 November 2010

Artikel Etika Bisnis

Gempa “Enggak” Gempa, Cari Untung Jalan Terus

Kamis, 8 Oktober 2009 | 04:01 WIB
PADANG, KOMPAS.com - Derita korban gempa 7,6 SR di Sumatera Barat (Sumbar) ternyata belum mampu menyentuh hati sejumlah oknum warga yang selamat untuk bersimpati meringankan dampak musibah ini. Sebaliknya, mereka malahan justru menangguk untung berlipat dengan menjual kebutuhan pokok jauh di atas harga wajar.
Rabu malam (30/9), beberapa jam setelah bumi berguncang, ribuan warga yang terjebak antrean panjang kendaraan untuk menyelamatkan diri dari kemungkinan terjadinya tsunami di Padang telah disuguhkan lonjakan harga gila-gilaan
Di tengah antrean ribuan mobil dan sepeda motor di ruas-ruas jalan yang gelap karena listrik padam, beberapa pemuda menawarkan air mineral gelas dengan harga Rp 2.000 sedangkan biasanya hanya Rp 500 per gelas. Warga yang haus dalam antrean, terpaksa membeli dengan harga yang telah naik tiga kali lipat itu. Ada juga yang menjual rokok Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu per bungkus sedangkan harga normalnya hanya Rp10.000 per bungkus. "Sehari pascagempa, saat warga butuh bahan bakar untuk transportasi, banyak pedagang eceran menjual bensin dengan harga tak wajar, sedangkan membeli ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) harus antre berjam-jam," kata Budi warga di pesisir Pantai Tabing, Padang. Di saat kebutuhan akan bahan bakar minyak, ada oknum warga yang sempat membeli bensin di SPBU dengan harga wajar, tapi kemudian justru menjual lagi harga hingga Rp 40 ribu per liter. Karena memang sangat butuh untuk transportasi dan menghidupkan mesin genset karena listrik PLN padam total, banyak warga yang terpaksa membeli bensin eceran dengan harga gila-gilaan. "Saya terpaksa harus beli bensin itu untuk bahan bakar sepeda motor yang akan dipakai untuk melihat saudara dan keluarga saya yang belum diketahui nasibnya pasca gempa," tambahnya. Melihat kondisi demikian, pemerintah bersikap cepat dengan mengusahakan pendistribusian BBM ke SPBU-SPBU pasca gempa. Instruksi langsung dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro membuat upaya percepatan pendistribusian BBM dapat berjalan cepat. Pada hari ke tiga pascagempa, pasokan BBM ke SPBU-SPBU di Padang dapat mulai lancar dilakukan sehingga antrian panjang pembeli dapat diatasi dan pedagang eceran yang sebelumnya menjual harga melangit terpaksa gigit jari dan menurunkan kembali harga.

Harga di tingkat eceran langsung anjlok menjadi Rp 8.000 hingga Rp 10.000 per liter dan masih diburu pembeli yang belum mengetahui pasokan BBM ke SPBU telah normal kembali. Namun sebelumnya, ratusan orang dengan sangat terpaksa membeli bensin mencapai Rp 40 ribu perliter dengan pasrah, sebaliknya oknum pedagang tersenyum puas dapat untung berlipat-lipat. Lonjakan harga kebutuhan pokok pascagempa tidak hanya terjadi pada BBM tapi juga beberapa pelayanan jasa dan barang yang sangat dibutuhkan masyarakat atau relawan yang datang ke Sumbar untuk membantu mencari korban yang hilang. Harga yang naik menggila itu seperti tarif taksi yang mencapai Rp 500 ribu sekali jalan, atau kebutuhan bahan masakan seperti cabe yang naik menjadi Rp 100 ribu per kilogram. "Kita tahan dulu makan dengan lauk-pauk pakai cabe. Harga cabe tak terjangkau lagi, karena ada yang menjual Rp 100 ribu di pasar pagi," kata Rama seorang ibu rumah tangga. Mie instan sebagai bahan makanan praktis dan sangat dibutuhkan saat masa darurat juga melonjak tinggi harganya dari biasa Rp 25 ribuan per kardus menjadi Rp 75 ribu per kardus. Kehadiran Menteri Perdagangan Marie Pangestu dengan agenda mengantar bantuan, tidak berdampak besar terhadap upaya menstabilkan harga, sehingga beban masyarakat tetap semakin berat setelah sebelumnya masih trauma karena gempa.

SUMBER http://regional.kompas.com/read/xml/2009/10/08/04012656/gempa.enggak.gempa.cari.untung.jalan.terus


Amboi..., Harga BBM Meroket!


Kamis, 1 Oktober 2009 | 05:18 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - - Harga bahan bakar minyak (BBM) di tingkat pengecer di Kota Padang melonjak hingga Rp10.000/liter seiring dengan menipisnya persediaan.
Berdasarkan pantauan di Padang, Kamis (1/10), stok bahan bakar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) maupun di tingkat pengecer di kota tersebut mulai menipis, sehingga harga melonjak hingga mencapai Rp10.000 per liter.
Kebutuhan BBM di Kota Padang meningkat akibat aksi borong masyarakat yang khawatir tidak mendapatkan BBM setelah gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter pada Rabu sore (30/9) melumpuhkan aktivitas kota tersebut.
Masyarakat tampak tidak hanya menyerbu SPBU tetapi juga kios-kios pengecer BBM di Kota Padang. Diperkirakan aktivitas masyarakat kota tersebut akan lumpuh pada Kamis siang, mengingat stok BBM di beberapa SPBU sudah mulai habis.
Masyarakat Kota Padang mulai kesulitan untuk mencari BBM jenis premium, sehingga lebih memilih tidak berpergian dengan menggunakan kendaraan.
Sebelumnya Wali Kota Padang Fauzi Bahar menginstruksikan agar pemilik SPBU tetap membuka tempat pengisian bahan bakarnya, mengingat kebutuhan BBM masyarakat cukup tinggi pascagempa.

SUMBER: http://regional.kompas.com/read/xml/2009/10/01/05180765/amboi....harga.bbm.meroket

Kasus Etika Bisnis

RS Omni Dapatkan Pasien dari Hasil Lab Fiktif
Prita Mulyasari - suaraPembaca



/ist.
Jakarta - Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan.

Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.

Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000.

dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.

Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.

Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.

Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul.

Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.

Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali.

Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja.

Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.

Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi. Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri.

dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.

Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.

Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya lancar padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.

Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak adalah 181.000. Kepala lab saat itu adalah dr M dan setelah saya komplain dan marah-marah dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni. Maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil lab tersebut.

Saya mengajukan komplain tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh Og(Customer Service Coordinator) dan saya minta tanda terima. Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan komplain. Saya benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Og yang tidak ada service-nya sama sekali ke customer melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan komplain tertulis.

Dalam kondisi sakit saya dan suami saya ketemu dengan Manajemen. Atas nama Og (Customer Service Coordinator) dan dr G (Customer Service Manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi dengan saya.

Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000. Makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan.

Tanggapan dr G yang katanya adalah penanggung jawab masalah komplain saya ini tidak profesional sama sekali. Tidak menanggapi komplain dengan baik. Dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr M informasikan ke saya. Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen, dan dr H. Namun, tidak bisa dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan memberikan surat tersebut jam 4 sore.

Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular. Menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah parah karena sudah membengkak. Kalau kena orang dewasa laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan kista.

Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas. Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.

Suami saya datang kembali ke RS Omni menagih surat hasil lab 27.000 tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut.

Saya telepon dr G sebagai penanggung jawab kompain dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya. Namun, sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang ke rumah saya. Kembali saya telepon dr G dan dia mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah.

Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. LOgkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manajemen Omni pembohon besar semua. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.

Terutama dr G dan Og, tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard international yang RS ini cantum.

Saya bilang ke dr G, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami.

Pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.

Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? Karena saya ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap.

Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil lab saya 27.000 adalah fiktif dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik.

Saya dirugikan secara kesehatan. Mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal mungkin. Tapi, RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.

Sdr Og menyarankan saya bertemu dengan direktur operasional RS Omni (dr B). Namun, saya dan suami saya sudah terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.

Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.

Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing. Benar. Tapi, apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang dipercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan.

Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini.

Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.

Salam,
Prita Mulyasari
Alam Sutera
prita.mulyasari@yahoo.com
081513100600

Ref : http://suarapembaca.detik.com/read/2008/08/30/111736/997265/283/rs-omni-dapatkan-pasien-dari-hasil-lab-fiktif

Kamis, 27 Mei 2010

PENULISAN ILMIAH

A. JUDUL PENELITIAN

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga Riil Terhadap Cadangan Primer Dan Kredit Untuk Nasabah Bank Mandiri.

B. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Permasalahaan yang dihadapi ekonomi dunia dewasa ini semakin pelik.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga
komonitas dunia terutama harga minyak dan pangan, diperparah lagi dengan krisis
keuangan hebat yang melanda Amerika Serikat yang mengakibatkan luluhnya industri
keuangan global. Krisis ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan inflasi
dibeberapa negara, yang akan diikuti oleh kenaikan suku bunga, dan gejolak nilai tukar.
Mengingat sistem keuangan suatu negara tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling
terkait dan terintegrasi dengan sistem keuangan dinegara lain secara global, maka
guncangan dunia keuangan global ini akan menjadi batu ujian pada kekuatan
perekonomian nasional kedepan. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti fenomena
tersebut melalui tesis yang bertitel: “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga
Riil Terhadap Cadangan Primer Dan Kredit Untuk Nasabah Bank Mandiri”.

Latar Belakang Penelitian

Literatur empiris yang menguji dampak inflasi terhadap pertumbuhan dan
kualitas kredit perbankan domestik pernah dilakukan oleh Bank Indonesia (2008). Hasil
pengujian menunjukan bahwa inflasi secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan dan
kualitas kredit (NPL). Namun, pengaruh inflasi tersebut bersifat tidak langsung karena
ditansmisikan melalui pertumbuhan ekonomi dengan proxy Industrial Production Index
(IPI). Selanjutnya dengan memasukkan perkiraan angka IPI, BI rate, nilai tukar dan oil
price ke depan, hasil simulasi memperlihatkan bahwa setiap kenaikan inflasi sebesar 1%
akan menurunkan pertumbuhan kredit sekitar 0,12% dan meningkatkan NPL sekitar
0,02%. Sementara itu, Perry Warjiyo (2006) dalam papernya Stabilitas Sistem
Perbankan Dan Kebijakan Moneter: Keterkaitan Dan Perkembangannya Di Indonesia,
menyatakan bahwa eratnya keterkaitan antara kondisi kesehatan dan stabilitas
perbankan dengan kebijakan moneter melalui kebijakan suku bunga, perubahan inflasi
dan kurs rupiah.

Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk
pertanyaan:
1. Bagaimanakah pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY
terhadap cadangan primer Bank Mandiri ?
2. Bagaimanakah pengaruh suku bunga riil Indonesia, Amerika Serikat, Inggris,
dan Jepang terhadap cadangan primer Bank Mandiri ?
3. Bagaimanakah pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY
terhadap kredit untuk nasabah Bank Mandiri ?
4. Bagaimanakah pengaruh suku bunga riil Indonesia, Amerika Serikat, Inggris,
dan Jepang terhadap kredit untuk nasabah Bank Mandiri ?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD,
GBP, dan JPY terhadap cadangan primer Bank Mandiri.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga riil Indonesia,
Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang terhadap cadangan primer Bank Mandiri.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD,
GBP, dan JPY terhadap kredit untuk nasabah Bank Mandiri.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga riil Indonesia,
Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang terhadap kredit untuk nasabah Bank
Mandiri.

Kegunaan Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.

1. Manfaat akademis
Penelitian ini erat hubungannya dengan mata kuliah Manajemen Dana Bank,
Manajemen Perkreditan, Keuangan Internasional, Institusi Depositori dan Pasar
Modal, sehingga dengan melakukan penelitian ini diharapkan penulis dan semua
pihak yang berkepentingan dapat lebih memahaminya.
2. Manfaat dalam implementasi atau praktik.
Penelitian ini memfokuskan kepada Bank Mandiri sebagai objek penelitian,
sehingga diharapkan para pengambil kebijakan dalam Bank Mandiri maupun pihakpihak
lain yang berkepentingan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Batasan Masalah

Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini, maka penulis
membatasi permasalahan tersebut pada:
1. Mengingat banyaknya jumlah bank di Indonesia, maka penulis dalam penelitiaan
ini hanya menggunakan aktiva pada Bank Mandiri sebagai bahan penelitian.

2. Aktiva suatu bank terdiri dari beberapa pos, sehingga penulis akan
mengelompokan pos-pos pada aktiva tersebut berdasarkan skala prioritas
penggunaan dana, yaitu:
a. Cadangan primer; terdiri dari kas, penempatan pada Bank Indonesia, giro
pada bank lain, dan penempatan pada lain.
b. Cadangan sekunder; terdiri dari surat berharga yang dimiliki, dan obligasi
pemerintah.
c. Kredit untuk nasabah; terdiri dari kredit yang diberikan.
d. Investasi untuk pendapatan; terdiri dari penyertaan.

Dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan pembahasan pada cadangan
primer dan kredit untuk nasabah.

3. Sesuatu hal yang tidak mungkin penulis lakukan untuk memasukan semua data
suku bunga, inflasi, dan kurs rupiah terhadap semua negara, maka dalam
penelitiaan ini penulis membatasinya dengan menggunakan data suku bunga,
inflasi, dan kurs rupiah terhadap negara Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang.

4. Data penelitiaan yang digunakan adalah data per-triwulan dari tahun 2000
sampai dengan tahun 2008, diawali dari triwulan IV tahun 2000 sampai dengan
triwulan II tahun 2008.

5. Data yang diteliti seluruhnya merupakan data sekunder yang diperoleh dari
laporan bulanan, triwulan, dan tahunan Bank Indonesia. Data yang dikumpulkan
berupa data runtun waktu (time series).

6. Alat bantu yang digunakan untuk menganalisa data statistik agar dapat diolah,
ditampilkan, dan dimanipulasi sehingga dapat menyajikan suatu informasi dalam
penelitian ini menggunakan peranti lunak atau software SPSS dan EView

C. TINJAUAN PUSTAKA

Neraca Bank

Penulis mengutip dari suplemen kuliah Institusi Depositori dan Pasar Modal
oleh Soedijono yang menguraikan bahwa untuk memenuhi ketentuan hukum, sarana
pengambilan keputusan manajerial, dan sarana kegiatan perencanaan dan pengawasan,
semua badan usaha menyelenggarakan sistem akuntansi yang menghasilkan laporan
keuangan, minimal terdiri dari neraca dan laporan rugi laba. Neraca sebuah bank dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu aktiva dan pasiva. Selanjutnya pasiva sebuah bank
terdiri dari utang dan modal.




Inflasi dan Kurs

Beberapa pengertian inflasi yang penulis kutip dari berbagai sumber,
diantaranya adalah:

1. Menurut artikel Pengertian Inflasi, Stagnasi & Stagflasi Serta Dampak Sosial
Inflasi dari Organisasi.Org, Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga barangbarang
secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam waktu yang lama
dan terus-menerus.

2. Menurut Wikipedia, inflation is a rise in the general level of prices of goods and
services in an economy over a period of time.

3. Menurut Investopedia, the rate at which the general level of prices for goods and
services is rising, and, subsequently, purchasing power is falling.
Bank Indonesia dan Inflasi serta Kurs Rupiah
Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana
telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah (Pasal 7). Amanat ini memberikan kejelasan peran
bank sentral dalam perekonomian, sehingga dalam pelaksanaan tugasnya Bank
Indonesia dapat lebih fokus dalam pencapaian "single objective"-nya.
Kestabilan nilai rupiah tercermin dari tingkat inflasi dan nilai tukar yang terjadi.
Tingkat inflasi tercermin dari naiknya harga barang-barang secara umum. Faktor-faktor
yang mempengaruhi inflasi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu tekanan inflasi yang
berasal dari sisi permintaan dan dari sisi penawaran. Dalam hal ini, BI hanya memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi tekanan inflasi yang berasal dari sisi permintaan.
Karena itu, untuk dapat mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil,
diperlukan adanya kerjasama dan komitmen dari seluruh pelaku ekonomi, baik
pemerintah maupun swasta.

Suku Bunga


Beberapa pengertian tentang suku bunga, diantaranya adalah:

1. Menurut Djaslim Saladin, Konsep Dasar Ekonomi Dan Lembaga, menguraikan
pendapat David Ricardo yang berpendapat bunga adalah jika memang banyak yang
dapat dilakukan dengan mengunakannya, banyak pula yang diberikan dengan
mengunakannya. Sedangkan Bohm Bawaer mengangap bahwa bunga itu timbul
karena orang lebih menyukai barang di masa datang, dan menganggap bunga
adalah diskonto yang harus dibayarkan. Bunga ditentukan oleh penyediaan dan
permintaan akan dana yang dipinjam.


2. Menurut Manuharawati dan Rudianto Artiono dalam Matematika Keuangan, bunga
adalah suatu jasa yang berbentuk uang yang diberikan oleh seorang peminjam atau
pembeli terhadap orang yang meminjamkan modal atau penjual atas persetujuan
bersama.

3. Menurut M. Farid M dalam tesisnya menguraikan bahwa dalam literatur ekonomi,
yang dimaksud dengan suku bunga adalah ‘harga’ yang terjadi dipasar uang dan
JHON HENDRI – RISET PEMASARAN – UNIVERSITAS GUNADARMA ‐ 2009 Page 6
modal. Harga disini adalah harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu yang
ditentukan bersama.

4. Menurut Nopirin dalam bukunya pengantar ilmu ekonomi makro-mikro
menguraikan bahwa dalam pengertian sempit, kaum klasik berpendapat bahwa suku
bunga merupakan hasil interaksi antara tabungan dan investasi. Definisi kaum
klasik tersebut hanya mencakup aktivitas fiskal. Berbeda dengan pengertian suku
bunga yang dikemukakan oleh John Maynard Keynes, bahwa suku bunga
ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap uang.

D. PERUMUSAN HIPOTESA

Berdasakan tinjauan pustaka atau kerangka pemikiran diatas, maka penulis
mencoba untuk merumuskan hipotesis yang akan diuji kebenarannya, apakah hasil
penelitian akan menerima atau menolak hipotesis tersebut, sebagai berikut:

H01: Tidak ada pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY terhadap
cadangan primer Bank Mandiri.

H02: Tidak ada pengaruh suku bunga riil Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, dan
Jepang terhadap cadangan primer Bank Mandiri.

H03: Tidak ada pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY terhadap
kredit untuk nasabah Bank Mandiri.

H04: Tidak ada pengaruh suku bunga riil Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, dan
Jepang terhadap kredit untuk nasabah Bank Mandiri.

E. METODOLOGI PENELITIAN

Data Penelitian

1. Sumber Data
Data yang diteliti diperoleh dari Laporan Tahunan Bank Indonesia (LTBI),
laporan triwulanan Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerjasama Internasional
(PEKKI) Bank Indonesia, dan Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK.

2. Jenis Data

a. Aktiva Bank Mandiri

Pos-pos pada aktiva Bank Mandiri merupakan variabel terikat dan dikelompokan
berdasarkan skala prioritas penggunaan dana, yaitu:

1. Cadangan primer, terdiri dari kas, penempatan pada Bank Indonesia, giro pada
bank lain, dan penempatan pada bank lain.
2. Cadangan sekunder, terdiri dari surat berharga yang dimiliki, dan obligasi
pemerintah.
3. Kredit untuk nasabah, terdiri dari kredit yang diberikan,
4. Investasi untuk pendapatan, terdiri dari penyertaan.

Dalam hal penelitian ini, penulis hanya fokus kepada cadangan primer dan kredit
untuk nasabah.

b. Kurs rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY

Kurs rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY merupakan variabel bebas. USD dan
GDP merupakan nilai tukar 1 mata uang Amerika Serikat dan Inggris terhadap
rupiah, sedangkan JPY merupakan nilai tukar 100 mata uang Jepang terhadap
rupiah.

c. Suku bunga dan inflasi di Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang.

Suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral masing-masing negara akan
dikurangi dengan inflasi pada masing-masing negara sehingga diperoleh suku bunga
riil. Suku bunga riil di Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang merupakan
variabel bebas.

3. Tipe Data

Data yang diteliti merupakan data sekunder yang dikumpulkan berupa data
runtun waktu (time series). Data-data tersebut diterbitkan secara berkala oleh Bank
Indonesia dalam bentuk buletin dan laporan triwulan atau tahunan, dengan demikian
keabsahan data tersebut merupakan tanggung jawab lembaga tersebut.

Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penulisan ini adalah Bank Mandiri.


Periode Penelitian

Data yang digunakan merupakan data triwulanan dari triwulan IV 2000 sampai
dengan triwulan II 2008.

Variabel Penelitian dan Model Penelitian

Variabel Keterangan Jenis Notasi

Y1 Cadangan primer Variabel terikat I YCP
Y2 Kredit untuk nasabah Variabel terikat II YKUN
X1 Nilai tukar rupiah terhadap USD Variabel bebas I XUSD
X2 Nilai tukar rupiah terhadap GBP Variabel bebas II XGBP
X3 Nilai tukar rupiah terhadap JPY Variabel bebas III XJPY
X4 Suku bunga riil Indonesia Variabel bebas IV XSBIN
X5 Suku bunga riil Amerika Serikat Variabel bebas V XSBAS
X6 Suku bunga riil Inggris Variabel Bebas VI XSBIG
X7 Suku bunga riil Jepang Variabel bebas VII XBSJP

Dari tabel diatas maka akan didapat model penelitian sebagai berikut:

a. YCP = a + bXUSD + bXGBP + bXJPY + bXSBIN + bXSBAS + bXSBIG + bXSBJP + ε
b. YKUN = a + bXUSD + bXGBP + bXJPY + bXSBIN + bXSBAS + bXSBIG + bXSBJP + ε

Alat Yang Digunakan

Alat bantu yang digunakan untuk mencari keterkaitan diantara variabel-variabel
tersebut diatas adalah peranti lunak atau software EViews 5.0 dan SPSS 13.0 for
windows. EViews dan SPSS merupakan peranti lunak atau software yang berbasis
windows yang digunakan untuk menganalisa data statistik agar dapat diolah,
ditampilkan, dan dimanipulasi sehingga dapat menyajikan suatu informasi sesuai
kehendak pengguna. Angka 5.0 dan 13.0 merupakan nomor versi dari EViews dan
SPSS.

Model Analisis

Untuk mencari keterkaitan antara variabel yang tercakup dalam penelitian ini,
penulis menggunakan analisis regresi linier dengan metode kuadrat terkecil. Analisis
regresi bertujuan untuk mengetahui koefisien korelasi, koefisien determinasi, dan
koefisien regresi. Selanjutnya penulis melakukan pengujian hipotesi yaitu pengujian
hipotesis secara parsial menggunakan t test dan pengujian hipotesis secara simultan
menggunakan F test.


Didalam persamaan regresi linier terdapat perbedaan antara Y hasil observasi
yang diperoleh dari data sampel dengan nilai Y sebenarnya, perbedaan inilah yang
disebut dengan kesalahan pengganggu atau error atau residual. Semakin kecil nilai
kesalahn pengganggu semakin valid nilai Y hasil observasi untuk meramalkan nilai Y
populasi. Beberapa buku melambangkan kesalahan penggangu dengan U dan ada juga
dengan ε. Dengan adanya kesalahan pengganggu tersebut, maka terdapat beberapa
asumsi dalam analisis regresi dengan metode kuadrat terkecil, sehingga estimasi yang
dihasilkan bersifat BLUE. Asumsi-asumsi tersebut diantaranya adalah asumsi
normalitas, asumsi autokorelasi, asumsi homokedastiditas, dan asumsi multikolinieritas.

F. RENCANA BIAYA PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian karya ilmiah untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh gelar sarjana pada universitas gunadarma, maka semua biaya
penelitian ditanggung oleh penulis.

G. JADWAL WAKTU PENELITIAN

1. Minggu I: Persiapan.
2. Minggu II – IV: Pengumpulan data, pengolahan dan analisis data secara garis besar.
3.Minggu V – IX: Penyusunan laporan draf, mulai dari BAB I sampai dengan BAB V
4. Minggu X - XII: Laporan akhir

H. DAFTAR PUSTAKA

1. Jhon Hendri. 2009. “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga Riil Terhadap
Cadangan Primer Dan Kredit Untuk Nasabah Bank Mandiri”. Tesis Universitas
Gunadarma. Jakarta.

LAMARAN KERJA

Bekasi, 21 Mei 2010

Kepada Yth.
Human Resources Department
PT. Buana Global Propertindo
Jl. Sultan Agung No. 21
Jakarta 12980


Dengan hormat,

Bersama ini saya bermaksud mengajukan lamaran pekerjaan di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin, untuk berbagai posisi sesuai dengan latar belakang pendidikan saya (Accounting).

Saya seorang wanita berusia 23 tahun, belum menikah, dan memiliki latar belakang pendidikan dari Sarjana Universitas Gunadarma. Saya telah memiliki pengalaman bekerja.

Selama kuliah & bekerja, saya terlatih dan terbiasa mempunyai rasa tanggung jawab dan loyalitas yang tinggi, dapat bekerja secara team maupun individu, motivasi kerja yang tinggi, adaptasi serta dapat mempelajari hal baru dengan cepat.

Saya akan merasa sangat gembira jika memperoleh kesempatan untuk meyakinkan bahwa saya akan dapat bermanfaat bagi perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin. Besar harapan saya kepada Bapak/Ibu dapat mempertimbangkan surat lamaran ini dan dapat memberikan kesempatan kepada saya untuk wawancara. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.


Hormat Saya,


SETYA PERMANA

CONTOH KALIMAT SILOGISME

CONTOH KALIMAT
A. Semua dosen harus giat mengajar
Itha adalah seorang dosen
Jadi Itha harus giat mengajar
B. Pak Ewoy adalah ayah Ewey

Pak Ewoy adalah guru SD

Jadi, ayah Ewoy adalah guru SD

C. Prasetyo pelajar teladan
Prasetyo putra seorang guru
Putra seorang guru pasti pelajar teladan
D. Semua mahasiswa Universitas Gunadarma memiliki KTM.
Aini Fatimah adalah mahasiswa Universitas Gunadarma.
Aini Fatimah memiliki KTM.
E. Semua karyawan ANTAM harus olahraga pagi
Gisel karyawan ANTAM
Gisel harus olahraga pagi
F. Sebagian profesor adalah rektor
Sebagian dosen adalah profesor
G. Semua mahluk hidup membutuhkan oksigen
Kucing membutuhkan oksigen
Jadi kucing adalah mahluk hidup
H. Sebagian manusia cerdas
Tidak seekor hewan pun cerdas

EJAAN YANG DI SEMPURNAKAN

EJAAN YANG DI SEMPURNAKAN

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi kedua berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987, dicermatkan pada Rapat Kerja ke-30 Panitia Kerja Sama Kebahasaan di Tugu, tanggal 16–20 Desember 1990 dan diterima pada Sidang ke-30 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia di Bandar Seri Begawan, tanggal 4–6 Maret 1991.

I. Pemakaian Huruf

A. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut :
A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z.

B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u. Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan. Misalnya: Anak-anak bermain di teras (téras).

C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi. Misalnya : syaitan, harimau.

E. Gabungan Huruf
Konsonani dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy. Misalnya : khusus, hanyut.

F. Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut:

a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan kata itu dilakukan
diantara kedua huruf vokal itu. Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya: ba-pak,ba-rang, su-lit, la-wan, de-ngan, ke-nyang, mu-ta-khir.

c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan.
Misalnya: man-di, som-bong, swas-ta, cap-lok, Ap-ril, bang-sa, makh-luk.

d. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya:
in-strumen, ul-tra, in-fra, bang-krut, ben-trik, ikh-las.

2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan
bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat
dipenggal pada pergantian baris. Misalnya: makan-an, me-rasa-kan, mem-bantu.

3. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat
bergabung dengan unsur lain, pemenggalan kata dapat dilakukan

(1) di antara unsur-unsur itu atau
(2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b, 1c, dan 1d di atas.
Misalnya: bio-grafi, bi-o-gra-fi.

II. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
A. Huruf Kapital atau Huruf Besar

1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya: Dia mengantuk.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya: Adik
bertanya, "Kapan kita pulang?".
Dan sebagainya.

B. Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menulis nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya: majalah Bahasa dan Kesusastraan
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata, atau kelompok kata. Misalnya: Huruf pertama kata abad ialah a.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Misalnya: Nama ilmiah buah
manggis ialah Carcinia mangostana.

III. Penulisan Kata
A. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya: Ibu percaya bahwa engkau tahu.

B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya:
bergeletar
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan
kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Misalnya: bertepuk tangan.
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
unsur gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya: menggarisbawahi.
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai. Misalnya: adipati, mahasiswa.

C. Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya: anak-anak, buku-buku.

D. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
unsurnya ditulis terpisah. Misalnya: duta besar, kambing hitam.
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan
pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara
unsur yang bersangkutan. Misalnya: alat pandang-dengar, anak-istri saya.
3. Gabungan kata berikut ditulis serangkai. Misalnya: acapkali, adakalanya.

E. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa yang kumiliki boleh kauambil.

F. Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada. Misalnya: Kain itu terletak di dalam lemari.
G. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya:Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.

H. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:Bacalah buku itu baik-baik.
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya: Apa pun yang
dimakannya, ia tetap kurus.
3. Partikel per yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap' ditulis terpisah dari bagian kalimat
yang mendahului atau mengikutinya. Misalnya: Pegawai negeri mendapat kenaikan
gaji per 1 April.

I. Singkatan dan Akronim

1. Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

a. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan
tanda titik. Misalnya: A.S. Kramawijaya, M.B.A.(master of business administration)

b. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Misalnya: DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat). Dan sebagainya.

2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.

a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital. Misalnya: ABRI.

b. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku
kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Misalnya:Akabri
(Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).

J. Angka dan Lambang Bilangan

Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi. Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1.000).

IV. Penulisan Huruf Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar.

1. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti: reshuffle, shuttle cock, I'exploitation de l'homme par I'homme. Unsur-unsur ini dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.

2. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.

Konsonan ganda

Konsonan ganda menjadi konsonan tunggal kecuali kalau dapat membingungkan.
Misalnya: Accu aki
Akhiran asing
Di samping pegangan untuk penulisan unsur serapan tersebut di atas, berikut ini didaftarkan juga akhiran-akhiran asing serta penyesuaiannya dalam bahasa Indonesia. Akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata seperti standardisasi, efektif, dan implementasi diserap secara utuh di samping kata standar, efek, dan implemen.

V. Pemakaian Tanda Baca

A. Tanda Titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya: Ayahku tinggal di Solo.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar. Misalnya: a. III. Departemen Dalam Negri. Dan sebagainya.

B. Tanda Koma (,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan. Dan sebagainya.

C. Tanda Titik Koma (;)

1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara. Misalnya: Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. Misalnya: Ayah mengurus tanamannya
di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur;.

D. Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian. Misalnya: Kita sekarang memerlukan perabotan rumah
tangga: kursi, meja, dan lemari.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya: Ketua : Abdul Jabar Mulki
Sekretaris : Aini Fatimah
Dan sebagainya.

E. Tanda Hubung (–)

Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris.
Misalnya:Di samping cara-cara lama itu ada ju-ga cara yang baru. Dan sebagainya.

F. Tanda Pisah (—)
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar
bangun kalimat. Misalnya: Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai
diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.

2. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain
sehingga kalimat menjadi lebih jelas. Misalnya: Rangkaian temuan ini—evolusi, teori
kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah persepsi kita tentang alam
semesta. Dan sebagainya.

G. Tanda Elipsis (...)

1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya: Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan. Misalnya: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

H. Tanda Tanya (?)

1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya: Kapan ia berangkat?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Misalnya:
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).

I. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
Misalnya: Alangkah seramnya peristiwa itu!

J. Tanda Kurung ((...))

1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Misalnya: Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan)
kantor itu.

2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan. Misalnya: Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang
terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962. Dan sebagainya.

K. Tanda Kurung Siku ([...])

Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Misalnya: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik. Dan sebagainya.

L. Tanda Petik ("...")

Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Misalnya: "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!". Dan sebagainya.
M. Tanda Petik Tunggal ('...')
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain. Misalnya: Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?". Dan sebagainya.

N. Tanda Garis Miring (/)

Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Misalnya: No. 7/PK/1973.
Dan sebagainya.

O. Tanda Penyingkat (Apostrof) (')

Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya: Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)

PENALARAN DEDUKTIF DAN SILOGISME

PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data / fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Fakta / data yang akan dinalar itu boleh benar dan juga tidak. Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut proposisi. Macam-macam penalaran, yaitu :

PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui, dan berakhir pada suatu kesimpulan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian, konteks penalaran deduksi tersebut konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala. Penalaran deduksi tergantung pada premisnya ( proposisi tempat menarik kesimpulan ). Artinya, jika premisnya salah, mungkin akan membawa kita pada hasil yang salah. Begitu juga sebaliknya. Penarikan kesimpulan secara deduktif, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.

• MENARIK SIMPULAN SECARA LANGSUNG
Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis.
Contoh kalimat :
- Semua ikan bernafas melalui insang. ( premis )
- Semua yang bernafas melalui insang adalah ikan. ( simpulan )

• MENARIK SIMPULAN SECARA TIDAK LANGSUNG
Penarikan ini ditarik dari dua premis. Premis pertama adalah premis yang bersifat umum, sedangkan yang kedua adalah yang bersifat khusus. Contoh : Silogisme Kategorial. Silogisme kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi, yaitu :
- Premis umum : premis mayor ( My )
- Premis khusus : premis minor ( Mn )
- Premis simpulan : premis kesimpulan ( K )
Contoh silogisme kategorial :
- My : Semua mahasiswa Universitas Gunadarma memiliki KTM.
- Mn : Aini Fatimah adalah mahasiswa Universitas Gunadarma.
- K : Aini Fatimah memiliki KTM.
•. Bentuk Gagasan / Penalaran Induktif
• Generalisasi ialah perihal bentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian hal, atau sebagainya.

Contoh dalam paragaraf.

1. Setelah tugas menggambar kelas I B dikumpulkan, ternyata duapuluh anak perempuan menggambar bunga, dua orang anak perempuan menggambar pemandangan, dan satu orang saja menggambar binatang, sedangkan anak laki-laki bermacam-macam. Boleh dikatakan anak perempuan kelas I B cenderung membuat gambar bunga.

• Analogi ialah suatu penalaran yang bertolak dari peristiwa khusus mirip satu sama lain, kemudian menyimpulkan apa yang berlaku untuk suatu hal akan bertolak pula untuk hal lain.

• Kausalitas (sebab-akibat) ialah memulai suatu penjelasan dari peristiwa atau hal yang merupakan sebab, kemudian bergerak menuju ke suatu kesimpulan sebagai aspek (akibat) terdekat.

• Bentuk Gagasan / Penalaran Deduktif

a. Silogisme ialah menarik kesimpulan dari dua pernyataan(premis) yaitu
premis umum/mayor(PU) dan premis khusus/minor(PK).

PU : Semua A=B
PK : Semua C=A
S : Semua C=B

Contoh

PU : Semua makhluk hidup memiliki mata
PK : si Polan adalah makhluk hidup
S : maka si Polan mempunyai mata
• Silogisme
Silogisme adalah suatu argumen yang bersifat deduktif yang mengandung tiga proporsi kategori yakni dua premis dan satu kesimpulan. Masing-masing premis itu yakni premis mayor (premis umum) biasanya disingkat PU dan premis minor (premis khusus) bisanya disingkat PK.
Kriteria silogisme sebagai barikut :
Premis Umum (PU) : Menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (semua A) memiliki sifat atau hal tertentu (=B)
Permis KhusuS (PK) : Menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu (=C) adalah golongan tertentu itu (=A)
Kesimpulan (K) : Menyatakan bahwa sesuatu atau sesorang itu (=C) memiliki sifat atau hal tersebut pada B (=B)
Silogisme ini bagian dari penalaran deduksi. Jika dirumuskan sebagai berikut :
PU : A = B
PK : C = A
K : C = B
A = semua anggota golongan tertentu
B = sifat yang ada pada A
C = sesorang atau sesuatu anggota A
Contoh :
Silogisme salah yaitu silogisme yang salah satu premisnya salah atau mungkin penalarannya salah, maka kesimpulannyapun tentu akan salah sehingga penarikan kesimpulannya sering tidak logis dan tidak dapat dipercaya kebenarannya.
Contoh :
PU : Prasetyo pelajar teladan
PK : Prasetyo putra seorang guru
K : Putra seorang guru pasti pelajar teladan
• Entimem
Entimem adalah silogisme yang dipersingkat. Disaat tertentu orang ingin mengemukakan sesuatu hal secara praktis dan tepat sasaran.
Contoh :
PU : Semua orang ingin sukses harus belajar dan berdoa
PK : Lisa ingin sukses
K : Lisa harus belajar dan berdoa
Rumus Silogisme Entinem : C = B karena C = A
• PROPOSISI
Bentuk pemikiran kedua yang merupakan pengembangan dari konsep atau pengertian adalah proposisi. Pada saat terjadinya observasi empirik, di dalam pikiran tidak hanya terbentuk pengertian saja tetapi juga terjadi perangkaian dari term – term itu. Tidak pernah ada pengertian yang berdiri sendiri dalam pikiran. Rangkaian pengertian itulah yang disebut dengan proposisi
Dalam proses pembentukan proposisi ini terjadi dua hal. Atau dapat dikatakan bahwa syarat terbentuknya proposisi mencakup dua hal yaitu:
1. Ada terjadi pengertian yang menerangkan pengertian yang lain atau ada pengertian yang diingkari tentang pengertian lain.
Contoh
Lemari itu besar.
Kata besar menerangkan tentang lemari Pengertian yang menerangkan itu disebut dengan predikat. Sedangkan pengertian yang diterangkan disebut subyek. Predikat biasanya disingkat dengan P dan Subyek disingkat dengan S, dan kata itu atau fungsi menerangkan diberi tanda = maka proposisi itu dapat ditulis menjadi S=P. Hasil dari perangkaian ini adalah proposisi positif. Kalau dalam proses perangkaian itu P.terjadi pengingkaran maka proposisi yang terbentuk menjadi S Hasilnya adalah proposisi negatif.
Di sinlah keunikan kalimat dalam logika dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Jika dalam bahasa Indonesia kita mengenal ada subyek, predikat, objek bahkan keterangan, di dalam logika tidak. Yang ada di dalam logika sepanjang apapun kalimat itu yang ada hanyalah subyek dan predikat. Ini adalah konsekuensi dari syarat terbentuknya proposisi yang sedang kita bicarakan ini.
2.Proses pembentukan yang kedua adalah jika terjadi pembentukan proposisi sekaligus terjadi pengakuan bahwa lemari itu memang besar adanya atau bahwa lemari itu tidak besar. Maka tampak di sini bahwa dalam proposisi mengandung benar dan salah sementara dalam pengertian tidak. Yang dinyatakan dalam proposisi tersebut adalah fakta yaitu pengamatan yang dapat diverifikasi atau diuji kecocokannya secara empirik dengan menggunakan indera.
Bagi pikiran, fakta merupakan data empirik yang tinggal diterima saja. Benar tidaknya tergantung dari tepat atau tidaknya cara dan alat yang digunakan untuk mengamati. Karena proposisi ini didasarkan pada observasi empirik maka proposisi ini disebut sebagai proposisi empirik.
Di samping proposisi empirik ada juga proposisi yang sifat benar atau salahnya dapat dicocokkan langsung, tampak pada pikiran dan oleh karenanya itu harus diterima. Proposisi yang demikian ini disebut dengan proposisi mutlak. Proposisi seperti ini jelas dengan sendirinya (self evident). Contoh proposisi mutlak adalah Air jatuh selalu dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. .
Dalam proposisi predikat selalu dihubungkan dengan subyek Jika hubungan tersebut bergantung pada syarat yang harus dipenuhi maka proposisi tersebut disebut dengan proposisi hipotetis. Jika hubungan antar predikat dan subyek itu adalah hubungan yang tanpa syarat maka proposisi itu disebut dengan proposisi kategorik.
Seperti halnya pengertian, proposisi juga abstrak, untuk menyatakannya dalam bahasa berupa kalimat. Lambang dari proposisi merupakan kalimat berita dan hanya kalimat beritalah di antara kalimat yang lain (tanya maupun perintah) yang merupakan lambang dari proposisi. Kalimat tanya bukan merupakan lambang dari proposisi karena dalam kalimat tanya hubungan antara subyek dan predikat masih dicari, sedangkan dalam kalimat perintah hubungan antara subyek dan predikat adalah dipaksakan harus ada. Padahal seperti telah diketahui bahwa inti dari proposisi adalah adanya hubungan atau kaitan antara subyek dan predikat.
Proposisi merupakan unit terkecil dalam pemikiran yang mengandung maksud sempurna. Proposisi masih dapat dianalisis lagi menjadi kata – kata karena seperti kita ketahui syarat bagi terbentuknya sebuah proposisi jika ditilik dari prosesnya adalah jika terjadi perangkaian konsep yang berfungsi menerangkan atau mengingkari konsep yang lainnya. Dalam logika dikenal ada 2 macam proposisi menurut sumbernya yaitu proposisi analitik dan proposisi sintetik. Proposisi analitik adalah proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang sudah terkandung pada subyeknya.
Contoh
Manusia adalah mahkluk hidup
Kursi adalah benda mati
Jika dilihat dari contoh tampak bahwa predikat pada proposisi analitik tidak mendatang pengetahuan baru karena pengertiannya sudah terkansung pada subyeknya. Proposisi ini disebut dengan proposisi a priori
Proposisi yang kedua adalah proposisi sintetik yaitu proposisi yang predikatnya mempunyai pengertian yang bukan menjadi keharusan bagi subyeknya.
Contoh
Dian adalah pemain film yang berbakat
Predikatnya merupakan pengetahuan baru yang didapat melalui pengalaman. Proposisi ini merupakan lukisan dari kenyataan empirik dan untuk menguji benar salahnya diukur berdasarkan sesuai atau tidaknya dari kenyataan empiriknya.Proposisi ini disebut proposisi a posteriori
Selain itu, berdasarkan bentuknya ada 3 macam yaitu proposisi kategorik, proposisi disjungtif dan Proposisi Hipotetik.
Dari ketiga proposisi tersebut yang akan digunakan dalam penalaran baik langsung ataupun tidak langsung dalam perkuliahan ini adalah hanya proposisi kategorik saja
• PREMIS
Pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan.
contoh :
Tidak semua manusia luput dari dosa.
• TERM
Ungkapan pengertian dalam bentuk kata atau beberapa kata.
contoh :
harimau adalah karnivora

SUMBER : GOOGLE